MATA ELANG
Mengenalmu hanya lewat seuntai cerita, mengenalmu hanya
sekilas lewat pesan singkat, dan mengenalmu hanya sebatas melihat fotomu.
Mengenalmu melalui kanvas-kanvas yang telah kau tumpahkan cat, yang kemudian
menjadi bait-bait yang tervisualkan.
Kamu tak suka dengan kata-kata yang mendayu, kata-kata
menurutmu adalah omongkosong. Tapi kata hati taka da yang omong kosong. 3 bulan
yang lalu sebenarnya aku yang lebih tepat Kau panggil pembual, perayu, aku tak
serius dengan semua ucapan-ucapanku. Tapi pada akhirnya aku sendiri yang
terpeleset dalam kata-kataku. Hemmm…
Aku adalah orang yang selalu memaksakan kemauanku, aku
adalah orang yang paling tidak menyukai “proses” mengenal yang kau
agung-agungkan, dan aku paling tidak suka dengan ketidak pastianmu.
Bait yang tak perlu beraturan ini jangan disebut
prosa/jangan juga disebut puisi untukmu. Kata-kata bisa menjelma menjadi
apapun. Anggap saja ini prosa/puisi yang aneh. Monolog aneh.
Kita berbicara ngalor-ngidul, kita berbicara kegiatan
sehari-hari kita. Ya…
Suatu ketika aku pergi ke Malang untuk melihat sosok aslimu
yang membuatku penasaran, namun tak begitu. Aku sudah biasa dengan laki-laki
seperti kau. Cuma lebih sedikit susah mengikuti ketidak pastian.
Jam 5:31 waktunya berbuka puasa. Pada saat itu kita bertiga,
Aku, Kau, dan teman kita… sengaja memilih tempat yang terdekat dan lebih
efisien, waktu itu batuk keringku belum sembuh, cuaca masih begitu sangat
dingin. Aku tidak berani menyentuh es dingin, sekali sruput bisa batuk gak
karuan. Selagi nunggu teman membeli takjil, sebenarnya aku sudah tahu km lagi
cari-cari posisi kita, sengaja aku diam, aku dingin, telpon pun sengaja aku
tidak angkat. Karena radius kita tidak begitu jauh, kamu tinggal berdiri di
belakangku, dan aku tinggal menoleh.
Kemudian kita memilih tempat duduk yang tak jauh dan tidak
terlalu dekat dengan meja kasir yang membentuk memanjang, ups itu lebih
jelasnya meja panty yang menjadi satu dengan meja kasir. Lima menit kemudian
hidangan spaghetti, ini spaghetti yang tak biasa di beli di restoran itali yang
ada di Indonesia. Ini lebih mirip akulturasi dengan lidah Jowo yang ada di
malang, barusan aku nemuin ada lengkuas d dalam saus bologness dan sawutan keju
d atasnya. Entahlah yang penting buka puasa. Sesekali aku curi-curi pandang.
Tak sangka km begitu respek… dan matamu itu bagus, seperti mata elang. BBm ku
ga henti-hentinya berbunyi.. ini pasti dari multiple chat yang berisik sengaja
ganggu imajinasiku dengan Mata Elang.
Pada dini hari kemarin aku bilang kepada Mata Elang, bahwa
dia adalah alasanku, dia lah yang sudah memberikanku semangat dengan tamparan
mata tajamnya. Tapi apa? Aku dibilang nge-gombal. Kemudian dia bercerita
kepadaku, kalau tadi habis melahap kerang sebagai menu sahurnya, ibunya sangat
perhatian kepadanya. Sebenarnya aku juga bisa memberikan perhatian itu, soal
masak-memasak itu urusan mudah, daripada memasukan tulisanmu ke media massa,
bahkan menerbitkannya. Itu kelemahanku sampai sekarang, sebagai sarjana tak
pernah karyaku diterbitkan.
Dini
Hri, 5 Agustus 2013
Hey, Kau Mata Elang, aku memanggilnya dengan banya sebutan.
Pertama aku bisa memanggilnya, Mr. Brightsight heheh, Mr. sunshine…hari senin
waktu itu memang dia sedang mudik lebaran ke rumahnya Banyuwangi. Mata Elang
yang selalu laporan dalam pesan BBM ku, tak pernah mengeluh jika aku Tanya,
“Sudah sampai mana, mas?” dia kadang suka merayu… bekitulah mulut laki-laki
suka gombal.
Dia suka bermanja-manja, minta dimasakin lah, minta di
suapin lah… mulut laki-laki pandai membuat betina-betina melting. Tapi
sayangnya Aku tidak terpengaruh sm gombalanya, kecuali dia bisa memberikanku
sebuah hubungan yang tanpa batas, tanpa makna, dan tanpa tujuan ini, (-_-).
Setiap perempuan pasti memimpikan sebuah gaun pernikahan dan ikrar tulus yang
keluar dari mulut laki-laki penggombal, eh tentunya didepan orang tua kami, dan
di depan penghulu.. tapi Mata Elang tidak bisa memberikan itu kepadaku, sampai
sekarang… Ya Allah kl memang dia jodoh hamba tolong bukakan pintu hatinya,
gerutuku dalam doa…
---------################-------------
Tanggal 06 Agustus 2013 Aku mengenalmu melalui
tulisan-tulisanmu, seberapa banyak sebenarnya caraku untuk meng-observasimu
dengan teliti. Seseorang yang selalu menilai mawar sebagai bunga yang memiliki
wangi dan keindahan, bukan tentang durinya yang membuat siapa saja bisa terluka
ketika memegangnya. Aku menilai mu dengan teori Kahlil Ghibran yang tertuang
dalam potongan puisinya.
Seraya ku membaca tulisanmu yang sudah lama tahun 2011,
“Eliminalis Konflik Sosial” ah sebelumnya aku salah menilaimu, bahwa kau sama
saja dengan mahasiswa jaman sekarang yang kebanyakan tak peduli dengan sekitar,
dan lemah dalam menulis. Uppps … aku salah menilaimu. Jelas lah Kau sering
juara dalam menulis karya tulis ilmiah. Wow Aku mulai berlebihan mengagumimu….
Aku mulai menemukan sesuatu yang bisa ku ambil, tentang
bagaimana kerangka berfikirmu yang sangat tertata rapi, dengan susunan bahasa
yang tak seperti betina yang mengalami PMS (Pre menstruasi Syndrom) hemm.. Kau
mempermudah pembaca untuk memahami issinya.
Sayangnya Mata Elang sampai sekarang, belum mau mengenalku
lebih dalam. Apa memang aku gak menarik, hemm Tuhan mungkin ciptakan Mata Elang
bukan buat aku. Mungkin saja buat orang lain. Aku menggerutu kepada Tuhan,
kalaupun Mata Elang bukan takdir, aku ingin di tuliskan bertakdir dengan Mata Singa/Mata
Harimau/Mata Dinosaurus…
6
Agustus 2013
8 Agustus 2013
Lebaran ini sudah aku bulatkan untuk tidak memberi hati
untuk Mata Elang, karena aku sendiri sudah yakin sudah pasti dia tidak akan
kembali meneriakan cinta lagi. Tapi pada dasarnya memang dia tak seelegan
matanya yang indah itu. Sampai sekarang pun Mata Elang masih “Cradle”
menghujaniku dengan bualan-bualan gombal, memberiku keindahan harapan yang
memang sudah pasti hatinya tak mau hidup nyata, hanya ingin hidup dalam sebuah
buaian semata, aah siapa mau? Wanita mana yang mau Cuma di gombalin.
Seusai sholat Ied, ku coba untuk mengontak dia namun BBM nya
silang, mungkin saja provider juga masih lebaran, karena usernya banyak. Oke,
Aku tunggu sampai sabar, seperti seorang istri yang menunggu sang suami pulang
dari rantauan, padahal bisa di lihat kami tidak ada hubungan yang serius,
apalagi ikatan. Payah…
Jam 01:12 ternyata BBM nya sudah mulai pulih, dia bilang
“Sorry, sinyal”. Hemmm lega rasanya bbm dibalas seperti ini. Mata Elang yang
menurut orng-orang dialah laki-laki yang tak bisa tanggung jawab tapi masih
saja aku percayai sampai sekarang. Itulah kegilaan yang aku lakukan…
Aasssstagaaaaaa sadaaaar. Bro..
Aku masih panggil dia Mr. Sunshine… dan dia coba untuk
nggombalin dengan manggil “flower in tehe morning” apaan??? Isshhh… menyebalkan
.. sayangnya ini Cuma bualan. Kemudian aku kirimkan pesan ke dia, “can I take
your love? Cause I want take it to Jogja”… namanya aja laki-laki yang whatever
gila, sial (ini bukan karena aku di tolak) aku cm bicara realistis, ketika dia
bilang “u can take my heart till flyin high” kemudian dia ga bisa memastikan
hatinya. Apa bedanya dia sama perempuan yang dibilang nggantungin dia? Apa salahku coba? Kemudian balasnya di
Aku??? Sialan kan???
Yaaah doa lagi deh… semoga saya segera menemukan orang baik
dan bisa jadi takdir yang terakhir. Meskipun orang itu bukan kamu Mata Elang,
aku sendiri capek nanggepin gombalanmu. Yang dibutuhkan perempuan itu Cuma
kepastian. Tembelek sapi…
23 Agustus 2013
Sudah beberapa hari ini Mata Elang opname, gak nyangka asam
lambungnya bisa separah itu. Aku pikir, sih dia hanya sakit Asam Lambung biasa,
diobatin pakai obat magh bisa langsung sembuh. Udah ngrasa ilfill karena sudah
beberpa hari juga gak dapat kabar dari dia. Aku pikir hubungan kita akan segera
berakhir, karena hari minggu depan aku sendiri harus segera berangkat ke
Jogjakarta. Sayang sekali aku sendiri aku juga pengen jenguk dia. Kata teman
yang sudah jenguk dia, keadaanya parah, dia harus pakai selang infus, pakai
oksigen, pakai selang makan yang dimasukin di dalam perut. Hatiku sendiri gak
tega mendengarnya, merasa menyesal udah mikir negatif. Jadi lemas begini habis
lihat fotonya yang lagi terbaring di rumah sakit. Semoga kamu lekas sembuh Boy.
My
Sunshine was drop. And I feel so sad to hear that
Tidak ada komentar:
Posting Komentar