Sabtu, 18 Oktober 2014

Wisata Nostalgia Sastra : Kampung Halaman dan Arcadia


Pada minggu lalu saya bertemu dengan seorang sastrawan yang menjadi juru masak disebuah warung makan yang berada di Pujale UGM. Pada awalnya memang saya tidak ada wacana dan bahan bacaan tentang romantisisme barat. Akan tetapi sastrawan ini merekomendasikan beberapa bacaan yang berkaitan tentang penelitian yang akan saya lakukan. Sudah cukup pusing jika berhadapan dengan teori-teori barat. Yang saya dapat tidak sesuai dengan keinginan. Ketika yang ingin saya tulis ini berupa empirik  namun masih objektif. Karena penelitiuan saya berkaitan tentang gaya penulisan dan wacana desa. selama ini saya kurang begitu suka dengan penelitian-penelitian sastra di Indonesia, karya diperkosa sedemikian rupa agar menjadi sebuah riset yang dipandang berbobot. Tapi jauh dari situ, sebuah karya menjadi berlari dari dirinya sendiri. Mungkin seseorang yang banyak membaca buku-buku filsafat akan menyadari tentang banyaknya repertoire yang dia miliki, sehingga dalam membaca karya dia akan menemui bahwa karya itu seperti apa yang ada dalam repertoire. Saya juga tidak bisa menyalahkan bagaimana sebuah teori resepsi mempengaruhi pembaca dalam membaca sebuah karya sesuai dengan repertoire atau kapasitas yang mereka miliki.

Arcadia adalah cara hidup yang diedealkan atau tempat yang diidealkan karena bentuk awal teks pastoral adalah Idylls (judul puisi Theocritus). Maka Idylls diasosiasikan dengan pastoral. Kata idylls diambil dari bahasa yunani ‘Eidyllion’ yang berarti ‘smart picture’ dyang berisi tulisan pendek tentang diskripsi yang diidealkan. Istilah Idylls dalam perkembangannya digunakan secara umum, tidak hanya mengacu pada bentuk puitika khusus. Misalnya tidak memetik buah dari pohonnya disebut Idylls (Gifford, 1999:13-16)

Konstruksi Arcadia :
1)      Unsur Idylls memuat deskripsiu idealis nilai-nilai desa yang mengaplikasikan kritisisme kota
2)      Unsur nostalgia, sebagai bentuk yang selalu melihat kebelakang atau masa lalu
3)      Unsur Georgic yang menampilkan kenyamanan secara harmonis dg alam
Jika melihat dari konstruksi Arcadia yang memiliki unsur desa, masa lalu, dan  kenyamanan yang harmonis dengan alam. Jika kita melihat bagaimana kesusastraan Indonesia yang memenuhi unsur-unsur tersebut. Seperti alam pedesaan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar