Mbak Ayu ….
“Apakah karena saya Janda? lantas saya tidak boleh jatuh cinta lagi? Apa sebab itu seorang janda juga harus menjadi perempuan suci layaknya Mariam? Oh pasti berbeda dengan kisah tentang Mariam yang memiliki anak . tapi ada yang sama dari kami sekelilingnya juga banyak yang menghujat karena status. Mariam memiliki anak tanpa ada pernikahan, sedangkan saya menjadi Janda karena tidak mempunyai anak”.
***
disebuah rumah tak begitu besar dan juga tak begitu luas, tinggal seorang perempuan bernama Ayu, para remaja di kampung ini dan anak-anak kecil sering memanggilnya tante, umurnya 36 tahun. Sebagai seorang yang bs dikatakan masih muda jika dibandingkan dengan bapak dan ibu yang memiliki umur 50-an keatas, Ayu pun dipanggil tante oleh warga yang tinggal di desa ini. Mungkin karena memang kebiasaan orang-orang yang latah atau memang sedang membiasakan (mengajari) anak-anaknya untuk menghormati orang yang lebih tua.
Kebiasaan tante ayu pada hari senin sampai jumat, adalah ngantor, tapi bukan kantor negri. Di desa ini lah tante ayu mendirikan sebuah kantor yang bergerak dibidang swadaya masyarakat. Bukan milik tante Ayu, sih. Tapi tante Ayu hanya mengelolahnya. Tante Ayu, hidup disebuah desa kecil dengan warga yang sudah seperti keluarga. Sejak meninggalkan kota tempat dia tinggal bersama mantan suaminya dulu, tante hidup sendiri, keadaan mulai berubah. Masa-masa kebahagiaan saat pernikahan tiba-tiba harus hilang, cinta tante kepada suaminya secara mendadak harus dilepaskannya. “ah tapi ini masalah ketidak cocokan antara kami.. lantas bagaimana lagi ksalau sudah tidak cocok?” kata wanita Ayu sambil melihat-lihat album kenangannya. Melihat tubuh yang dulu waktu masih perawan, masih lincir kalau kata orang-orang, tak begitu kurus dan tak begitu gemuk seperti sekarang ini. namun 9 tahun pernikahan membuat Ayu mulai berubah, tubuhnya menggelembung bagaikan balon diudara. 3 tahun dengan tubuh seperti itu ditambah masalah perceraian membuat tante harus menumbuhkan rasa kepercayaan diri dengan maksimal.
Mungkin kalau dalam pergaulan di lingkungan kerja atau relasi-relasi Ayu, tak banyak menampakkan rasisme terhadap tubuh Ayu. Akan tetapi terkadang orang yang baru mengenalnya, lalu melihatnya dari fisik, itu akan mengiris-iris hati tante Ayu. Dia akan mulai mengingat-ingat kembali masa-masa 10 tahun lalu ketika umurnya masih 26 tahun. Tak ada yang tahu bagaimana perubahan tubuh ini bisa terjadi, apakah akbat hormon? Ataukah pola makan yang berlebihan, namun tante Ayu merasa taka da yang salah dengan dirinya. Sejak menikah dengan mantan suaminya 3 tahun yang lalu, perkembangan tubuhnya mulai terlihat, bahkan Sembilan tahun terakhir tubuhnya pun 100 kg, kemudian saat berpisahpun tante Ayu sudah menjadi seperti sekarang ini.
Disebuah acara pertemuan kerjanya, tante Ayu tak sengaja bertemu dengan laki-laki yang kemudian membawanya kepada sebuah arus asmara, lalu membawanya muda kembali, yang juga membuat Ayu berbelanja baju masa kini, sepatu, tas, dan bahkan perawatan kulit yang sedang digandrungi anak-anak muda jaman sekarang. Ayu pun jadi ikut-ikutan mendadak menjadi golongan muda suka Korean waves, inilah yang dirasakan Ayu kala asmara menggodanya untuk mencoba-coba seperti remaja .
Memang hubungannya tak bisa di publish sembarangan apalagi harus di munculkan di halaman facebook Ayu, dengan alasan menjaga privasi. Akan tetapi belakan terakhir ini Ayu mulai berani menerbitkan foto-foto kemesraan berdua bersama sang pujaan hati. Oya laki-laki ini bernama Mas Nur, dia adalah lulusan perguruan tinggi yang juga satu almamater bersama Ayu namun berbeda jurusan dan tahun, pekerjaannya sehari-hari tidak jelas, dia hanya menunggu proyekan datang baru ada pekerjaan. Misalnya saja menerjemahkan buku, lalu ngedit-ngedit buku. Seperti itu pekerjaannya. Ayu yang lebih tua dan mapan tidak pernah tidak lupa memberi sekedar makan siang disebuah resto dekat kecamatan tepatnya disebuah resto pinggi jalan menuju kota.
Tepat jam 12:30 Ayu merasa ingin bertemu dengan pujaan hatinya lalu tak lama kemudian dia mengirimi SMS kepada Nur
“mas Nur, apa mas sudah makan siang?” Tanya Ayu kepada mas Nur melalui pesan singkat.
Lalu si Nur yang pada saat utu baru saja bangun tidur menjawab “Belum, sayang” . kemudian Ayu-pun menanyai kembali “Mas lagi sibuk ya?” . Nur yang pada bulan terakhir ini tidak ada job menghampirinya lalu ngeles kepada Ayu, agar harga dirinya sebagai laki-laki tidak lah turun. Dia-pun beralasan kalau beberapa hari ini harus ngelembur sampai pagi nerjemahin buku. Dan selanjutnya mas Nur pun menerima ajakan dari Ayu untuk makan siang berdua.
**
Disebuah resto dekat kecamatan, Ayu bersama mas Nur makan siang, dengan menu kesukaan Ayu yakni daging-dagingan, ah tapi ini tak lain ada dua maksud, pertama Ayu suka menimbun lemak lagi-lagi, kedua kekasihnya yang kurus kerempeng ini juga perlu asupan gizi sama seperti AYU.
Tak disangka ketika makan, tetangga Ayu melihatnya sedang beradu kasih di resto tersebut , lalu esok paginya menjadi sebuah buah bibir warga kampung. Berita ini mencuat dengan cepat. Karena Ayu sendiri adalah salah satu warga yang aktif dalam kegiatan-kegiatan di desanya. Walaupun Ayu adalah seorang pendatang namun dia cepat sekali mengakrapi lingkungan barunya. Bahkan sampai berita mbak Ayu mempunyai gandengan warga pun rebut-ribut. Tapi sayang sekali ini tidak seperti disinetron-sinetron yang menggambarkan sebuah adegan warga kampung sedang menggosip di tukang sayur. Berita ini berlalu begitu saja seperti sewajarnya.
Ayu pun tak menyadari kalau warga ini sudah tahu kabar tentang dirinya dengan mas Nur. Sesekali dia membukakan pintu rumahnya untuk mas Nur lalu membiarkannya berlama-lama bertamu dirumahnya sampai tengah malam. Sekali-duakali telah tercium oleh warga. Baru-lah dari berita yang biasa saja berubah menjadi luar biasa. Lalu ketua RT menegur Ayu untuk tidak lagi menerima tamu sampai tengah malam. Ayu pun mulai gerah dengan laporan warga seperti itu. Mulailah citra positif Ayu di desanya berubah menjadi negatif. Dia kembali menjadi bulan-bulanan oleh warga. Statusnya sebagai janda mulai menjadi sebuah maneuver baru bagi warga untuk menghujatinya habis-habisan. Lalu tubuhnya yang sedikit lebih kurus, hanya berkurang 20kg juga masih mendapatkan olok-olokan sebagai rasi.
Dalam hati Ayu bergeming tentang masalah yang dia hadapi. “mencintai adalah hakku sebagai wanita, lantas apa salah jika aku sebagai Janda jatuh cinta lagi” kata Ayu di dalam kamarnya sambil mememluk bonekah tawon yang ia dapatkan dari mas Nur. Lalu taklama kemudian keponakannya yang masih umur 3 tahun masuk kamarnya lalu memanggilnya “Tante Ayu”. Ayu pun langsung meraih tubuh kecil anak laki-laki yang menjadi keponakan semata wayangnya. Menatap mata malaikat kecilnya itu lalu tersenyum.
…..“bayangkan, rasakan, bila semua berbalik kepadamu dan bayangkan, rasakan bila kelak kau yang jadi diriku”… Miss.10/19/2014