Senin, 15 September 2014

MIEKO TULANGAN : BERBISNIS DAN BER-KOOPERASI


Selamat Pagi......

pada tanggal 12 September yang lalu kami telah buka di Lembah UGM atau dikenal dengan PUJALE UGM. posisi tepatnya lurus dengan fakultas Filsafat UGM. pada saat hari pertama kami buka, pelanggan yang pertama adalah dari teman-teman dari kami. kemudian hari kedua kami buka di PUJALE, saya pikir akan banyak pelanggan ternyata hemmm apa yang diharapkan tidak sesuai kenyataan. kata koki misterius kami yang mengoprasikan Mieko Tulangan sih, berapapun hasilnya, berapapun pembelinya, satu aja perlu disyukuri. oke deh...
untuk menu-menu yang ada dalam kedai kami, pertama ada menu utama yakni Mie Kocok. makanan ini hasil dari pembacaan koki terhadap sebuah makanan asal Bandung. namun dalam Mieko Tulangan koki kami mengobrak-abrik rempah-remnpah lalu menyusun kembali menjadi sajian yang nikmat dengan kaldu sapi asli, tanpa vitchin atau michin, tanpa penyedap rasa. karena dalam racikan kami menggunakan bumbu-bumbu rahasia. tak hanya itu Mieko juga ada menu jamur untuk yang tidak suka dengan daging-dagingan. kuahnya memang gulai seperti masakan padang, namun masakan ini asli jamur tidak ada dagingnya sama sekali. untuk minumannya ada minuman tradisional namanya Simbar Wareh, minuman ini hasil dari ibu-ibu di pegunungan Kendeng. wah, nikmat sekali kan :) ayoo datang ke Pujale UGM
review akan saya lanjutkan setelah kelas pagi ini selesai :D yaaaakkk ... #ciawww

Sabtu, 06 September 2014

Pacar Merah 1 : Sebuah Pencarian, Romansa, dan Spionase


Add caption
Selamat pagi, hari ini saya sedang membaca novel yang berjudul pacar merah. Entah kenapa setelah teman-teman Rangka Tulang menjadikan sebagai sebuah tema dalam pameran lukis yang diselenggarakan di KPY (Kelas Pagi Yogyakarta). Dengan seksama say membacanya dan baru setengah halaman yang saya baca. Pada halaman pertama disuguhi dengan sebuah ulasan singkat dari Harry Poze seorang sejarahwan yang juga mnejadikan Tan Malaka sebagai Objek penelitiannya.
Tan Malaka memang tak dikenal sebagai pahlawan selayaknya Bung Karno dan Bung Hatta. Menurut Harry Poeze sebagai peneliti yang sudah lama meneliti tentang Tan Mala, sampai yang dapat memastikan makam Tan Malaka berada di daerah Kediri Jawa Timur dan terletak di desa Selopanggung.  Namanya pun tak disebutkan dalam nama-nama pahlawan selayaknya pahlawan yang kita hafalkan sewaktu SD. Dalam buku sejarah manapun nama Tan Malaka memang tidak begitu popular sebagai seorang pahlawan.
Pertama-tama yang ada dalam pikiran saya “Pacar Merah” mungkin saja sebutan sebagai seorang pacar atau kekasih yang merah, akan tetapi merah disini merupakan sebuah penanda bagi yang beraliran kiri. Seorang kekasih yang memiliki ideology kiri. Dan sebutan ini muncul saat Nona Ninon, wanita keturunan cina dan Prancis yang merupakan kekasih dari Tan Malaka memberinya julukan “Pacar Merah”. Walaupun begitu Tan Malaka juga memiliki sebutan lain disetiap negara yang berbeda.
to be continue......  
                                                                                            Mishilisme
                                                                             Yogyakarta, 6 September 2014